Gambar Cpu Dan Keterangannya
Pakaian Adat Sulawesi Selatan
Baju Bodo merupakan pakaian adat masyarakat Bugis-Makassar, nama Baju Bodo diambil dari penamaan Makassar, sedangkan dalam Bahasa Bugis bernama Waju Ponco. Baju Bodo sendiri memiliki arti baju pendek.
Baju Bodo memiliki bentuk persegi yang terlihat semacam balon dengan lengan pendek dan hanya setengah siku.
Sebenarnya ada dua macam Baju Bodo, ada yang panjang dan juga pendek, untuk yang panjang memiliki ukuran sampai bawah betis, sedangkan yang pendek hanya seukuran pinggang.
Untuk warna pada Baju Bodo dominan dengan warna terang dan dapat menunjukkan identitas, usia dan status sosial wanita yang mengenakannya.
Contohnya, untuk warna jingga digunakan pada usia 10 tahun, lalu untuk jingga dan merah biasanya dikenakan pada anak perempuan berusia 10-14 tahun, dan warna merah dikenakan pada perempuan berusia 17-25 tahun.
Untuk warna putih hanya dikenakan perempuan dengan kelas bawah, dan hijau untuk kalangan bangsawan, sedangkan ungu untuk janda.
Ketika dipakai, Baju Bodo akan dipadukan dengan sarung tradisional yang bernama lipa ang memiliki motif kotak-kotak.
Lalu, dapat dilengkapi dengan aksesoris berwarna emas pada hiasa kepala, kalung, gelang, dan lain sebagainya.
Baju Bella Dada digunakan oleh kaum pria Makassar, arti dari Bella Dada itu sendiri adalah baju dengan belahan dada.
Untuk modelnya, memiliki lengan yang panjang dengan kerah di leher dan terdapat kancing dengan warna emas atau perak. Juga ditambahkan saku di bagian kiri dan kanan baju.
Untuk bagian bawah yang mana celana disebut dengan Paroci, celana ini dibalut dengan sarung atau lipa garusu.
Biasanya pakaian ini dilengkapi dengan penutup kepala bernama passapu. Selain penutup kepala, baju ini juga dilengkapi dengan aksesoris gelang, badik, dan hiasan lainnya.
Baju Bella Dada merupakan baju tradisional yang berupa kain tradisional tanpa adanya motif dan berwarna terang mencolok seperti merah dan hijau.
Biasanya kaum pria Makassar mengenakan pakaian ini pada sebuah acara upacara adat, pernikahan, kenegaraan, dan acara formal lainnya.
Pakaian adat Bili’u dan Paluwata
Pakaian adat Bili’u dan Paluwata merupakan pakaian adat yang digunakan oleh kaum wanita.
Biasanya pakaian ini digunakan pada upacara adat bersanding, yang merupakan upacara bagi kedua pengantin yang akan duduk di pelaminan yang telah disiapkan, juga dikenakan saat khatam Qur’an oleh calon wanita.
Pakaian adat ini mengenakan aksesoris hingga sebanyak delapan jenis, dan setiap aksesorisnya memiliki filosofi tersendiri sehingga pakaian akan terlihat lebih elegan.
Bagian kepala pengantin akan diberikan ikat kepala untuk melambangkan ikatan pernikahan antara pria dan wanita.
Aksesoris bernama tuhi-tuhi berhubungan erat dengan hiasan di bagian kepala yang memiliki 7 buah gafah. 7 gafah memiliki arti niai-nilai kekerabatan dengan 7 kerajaan yang ada di Gorontalo.
Biasanya pakaian ini dilengkapi dengan kalung emas atau perak, kalung itu melambangkan ikatan keluarga yang sudah terjalin di antara pria dan wanita.
Juga terdapat ikat pinggang, gelang emas, dan cincin yang akan membuat pakaian terlihat lebih sakral.
Pakaian adat Makuta merupakan pakaian yang hanya dikenakan oleh kaum pria. Pakaian ini didesain dengan model yang sederhana tanpa aksesoris yang terlihat mewah.
Untuk pakaian adat Makuta, sering dipadukan dengan tudung makuta yang memiliki bentuk unik sebab melambangkan daerah Gorontalo.
Untuk tambahan pada pakaian Makuta akan dilengkapi dengan kalung berwarna emas yang disebut sebagai Bako.
Kalung ini juga memiliki kepercayaan yang sama dengan kalung wanita, yaitu sebagai bentuk keterikatan antara pria dan wanita dalam pernikahan.
Pakaian adat akuta juga memiliki aksesoris yang disebut pasimeni. Aksesoris ini melambangkan kehidupan suami istri yang harmonis tanpa percekcokan.
6 Keunikan Rumah Adat Tongkonan Khas Toraja Sulawesi Utara
h. Contoh Iklan Layanan Masyarakat Tentang Gerakan Makan Ikan
e. Contoh Iklan Layanan Masyarakat Tentang Sosial Media
Pakaian Adat Sulawesi Utara
i. Contoh Iklan Layanan Masyarakat Tentang Keluarga Berencana
Baju Karai dan Wuyang
Pakaian adat dari Sulawesi Utara yang pertama adalah Baju Karai dan Wuyang. Kedua baju ini berasal dari Minahasa dan telah dilestarikan secara turun temurun oleh leluhur.
Untuk Baju Karai dikenakan oleh kaum pria, sedangkan Wuyang dikenakan oleh kaum wanita.
Sebenarnya, Baju Karai tidak memiliki lengan, lurus, memiliki warna hitam dan berbahan dari ijuk. Namun, ada juga yang memiliki lengan panjang dan memakai kerah, pakaian itu bernama Baju Baniang.
Bagian bawah atau celana tergolong sangat sederhana sebab hanya terdiri dari celana pendek hingga celana panjang seperti piyama.
Untuk Baju Wuyang yang dikenakan kaum wanita, memiliki bahan dari kulit kayu dan berbentuk seperti kebaya. Kemudian ada juga tambahan blus atau gaun yang disebut sebagai Pasalongan Rinegetan.
Ternyata ada perpaduan budaya dalam pakaian adat Minahasa, yaitu dipengaruhi dari Tiongkok dan juga Eropa, lebih tepatnya Spanyol. Pada pakaian wanita memiliki pengaruh dari Spanyol yaitu pada kebaya yang memiliki lengan panjang dan dipadukan dengan rok bervariasi.
Lalu, untuk sentuhan Tiongkok terdapat pada kebaya dengan warna putih dan dipadukan dengan kain khas Tiongkok dengan motif burung dan bunga.
Pada pakaian pria, terdapat sentuhan Spanyol pada baju lengan panjang atau Baniang yang memiliki model seperti jas tutup dengan celana panjang.
Bahan yang digunakan pada pakaian ini berasal dari kain blacu berwarna putih.
c. Contoh Iklan Layanan Masyarakat Tentang Pendidikan
5 Contoh Iklan Layanan Masyarakat Berbahasa Jawa
b. Contoh Iklan Layanan Masyarakat Tentang Kesehatan
Kandungan Iklan Layanan Masyarakat
Setelah kriteria dan manfaat, iklan layanan masyarakat juga biasanya memiliki isi atau kandungan. Diantaranya yang dapat kamu ketahui adalah: